Melangkah, Berdamai dengan Luka Batin

Sudahkah Kamu mampu mengenali luka batin yang mungkin ada pada dirimu? Jika belum, bacalah pesan Sigmund Freud berikut ini,

“Jalan yang paling baik agar Kamu sehat mental adalah, jujurlah pada dirimu sendiri”.

Kenalilah dirimu, terimalah segala masa lalumu. Segala baik-buruk pengalaman dan emosi yang kamu rasakan. Sadari, terima keberadaannya kemudian beri jalan keluar, jangan ditahan/jangan dipendam. 

Jangan lupa, pilih cara yang baik dan aman untuk menyalurkannya.

Selanjutnya, jika ingin membebaskan diri dari pengaruh dampak luka batin, kita perlu belajar memaafkan. Terdengar klise?

Begitulah kenyataan yang harus kita terima bersama. Seperti dijelaskan oleh pandangan humanistik, manusia punya daya, punya potensi dalam dirinya. Dia punya kuasa untuk mengelola pikiran, perasaan dan perilakunya.

Asep Haerul Gani dalam bukunya Forgiveness Therapy, menjelaskan bahwa saat manusia merasa dirinya diperlakukan dengan tidak adil atau hak-haknya direnggut, kita cenderung menganggap diri sebagai obyek bukan subyek. Kita menganggap orang lain telah melukai kita (kita adalah obyeknya) dan dia (orang lain) seharusnya bertanggung jawab atas luka itu.

Dalam pandangan kita, dialah yang bersalah maka dia pula yang seharusnya meminta maaf dan melakukan sesuatu untuk menyembuhkan luka yang kita rasa.

Maka agar mampu memaafkan, kita perlu mengawalinya dengan menggeser pandangan dari menjadi obyek, menjadi subyek. Menyadari bahwa kitalah yang seharusnya aktif sebagai subyek.

Jika ingin bisa memafkan kita perlu mengambil keputusan untuk memaafkan. Kita bertanggung jawab atas apa yang kita pikirkan dan rasakan. Kita pula yang seharusnya merawat “luka” yang ada dengan aktif bertanya, “Apa yang bisa kulakukan agar aku mendapatkan perasaan (lega, bahagia) yang kuinginkan?”

Itulah salah satu cara yang bisa ditempuh untuk memulai langkah menuju pemaafan.

Jika Kamu merasa kesulitan dan beban itu semakin memberatkan, jangan ragu atau malu. Mintalah bantuan profesional misalnya Psikolog. Psikolog akan membantumu memahami diri dan permasalahan yang kamu hadapi, sehingga kamu mampu menemukan solusi.

Bagaimana? Sudah siap mengambil keputusan untuk memaafkan?

“We have only one life to live, so we must try to make it a happy and fulfilling one for everyone”­. –The Happy Human-